Senin, 04 April 2016

Letting Go; Holding On; Leaving; Staying

Hari ini aku sadar akan satu hal.
Hari ini aku dapet pelajaran baru bahwa berpikir sebelum kita memutuskan suatu hal adalah hal yang sangat-amat penting. Berpikir, mempertimbangkan, melihat semuanya dari segala sisi, dan pada akhirnya memutuskan suatu keputusan adalah sebuah proses yang bisa dilakukan dalam lima menit, satu jam, satu hari, satu bulan, atau bahkan satu dekade.
Hari ini, aku berpikir. Hari ini aku mempertimbangkan banyak hal. Hari ini aku mencoba melihat semuanya dari segala sisi. Hari ini aku mencoba untuk membuat keputusan. Tapi sedihnya, aku masih nggak bisa membuat keputusan buatku sendiri.
But hell, today was difficult.
Hari ini aku serasa ditimpuk beton di punggung terus jatuh kepleset di kamar mandi. Berat, capek, sakit, terkapar. Rasanya pengen teriak. But oh well, I did. Aku teriak sekenceng yang aku bisa, dan kemudian baru sadar bahwa itu nggak bikin keadaan jadi lebih baik.
Berada di posisiku sekarang bener-bener nggak pernah aku harapkan seumur hidup. Mau melangkah, takut salah. Mau mundur dan pergi, tapi nggak semudah melangkahkan kaki.

Do I ever fall in love before?
The answer is maybe. Maybe I fell in love with that guy for 2 fucking years and then realized that he would never love me back.
I am so over that guy, anyway. Thank God I moved on.
Tapi sekarang, the real question is... did I ever feel this way before?
The answer is no. Aku nggak pernah merasakan entah apa namanya perasaan ini. Aku nggak pernah tahu bahwa sayang sama seseorang bisa kayak gini banget  rasanya. Aku nggak pernah tahu bahwa apapun namanya ini, bener-bener sesuatu yang baru aku temui. Aku nggak pernah tahu bahwa loving someone can be this hurt.
Kamu, I don't know if you also feel the same way, but I've never felt this feeling with anyone before. You gave me a brand new feeling. Dan aku suka perasaan ini.
Aku tau dari awal bahwa being with you means being hurt. Aku tau dari awal bahwa sayang sama kamu banyak konsekuensinya. But hell, I didn't care about it until the reality slaps me in the face.
Aku nggak tau apa kamu juga merasakan hal yang sama. Aku nggak tau selama ini kamu cuma mau jalanin ini karena kamu iba. Atau mungkin ini aku yang lebay. Tapi seperti yang udah aku bilang ke kamu sebelumnya; significas mucho para mi, kak.
Many times I think that I should just leave. I should just go. I should just give up and never look back. But sayang, this feeling is too big to let go. I could never leave this. Aku tau aku nggak bisa pergi. Dan betapa berharapnya aku bahwa kamu nggak pernah mau mengijinkan aku untuk pergi. Betapa berharapnya aku bahwa kamu mau berdiri dan melarang aku untuk keluar dari apapun ini namanya.
You did. You want this to keep on going.
Gosh. I never know that loving someone like you would be unpredictably hurt.

Dan akhirnya, aku masih nggak bisa memutuskan.
Aku berpikir, mempertimbangkan, melihatnya dari segala sisi dan akhirnya menemukan jalan yang berputar lagi.
I'm staying.
And hell, I hope I've chosen the right decision.