Minggu, 24 Juli 2016

The Edge of 18. (My Birthday Eve!)

Seperti tahun-tahun sebelumnya, biasanya, sebelum saya berulang tahun, saya selalu menulis. Mungkin nggak semuanya dibagikan di blog ini, tapi yang pasti, saya menulis. Pokoknya apapun yang ada dipikiran saya satu hari sebelum saya menginjakkan kaki di usia saya yang baru, saya selalu suka menulis.
Well...
18 tahun, buat saya, adalah tahun yang sangat sangat mengesankan. 18 tahun buat saya adalah tahun dimana saya banyak bereksplorasi. Tahun dimana saya banyak belajar. Tahun dimana saya mencoba banyak hal baru untuk pertama kalinya. Tahun dimana saya mulai berani memutuskan hal-hal yang saya inginkan untuk diri saya sendiri, entah itu berakhir baik atau berakhir buruk. Tahun dimana saya masuk kuliah, bertemu teman-teman baru dan beradaptasi pada lingkungan yang luar biasa asing. Tahun dimana saya mati-matian mencari job menyanyi supaya bisa lebih dikenal orang. Tahun dimana saya menindik telinga kiri saya; 2 lubang baru. Tahun dimana saya mulai berani mencicipi setenggak beer, yang saya nggak suka pada akhirnya. Tahun dimana saya mulai mencari jati diri dan sedikit demi sedikit mulai memahami diri saya sendiri. Tahun dimana saya mencoba untuk keluar dari embel-embel "shela si anak baik-baik". Tahun dimana saya jatuh cinta habis-habisan. Dan tahun dimana saya patah hati habis-habisan pula. Semua terjadi di umur saya yang ke-18 layaknya petasan, hal-hal baik dan buruk bermunculan dalam percikan api. Dan saya mensyukuri semuanya.
Banyak yang berkata bahwa 18 tahun adalah usia dimana anda menjadi seseorang yang legal dan bebas. Well, I feel that. Jujur saja, saya nggak munafik, banyak sekali hal-hal yang nggak pernah saya bayangkan sebelumnya pada akhirnya saya lakukan di usia saya yang ke 18 ini. And it safe to say that I do not regret any of it :) I am glad, it was an adventure for my own self.
Saya memang belum banyak melakukan hal-hal gila di masa remaja saya, tapi saya selalu punya keinginan untuk mencobanya. Semoga saya masih diberikan kesempatan untuk menjadi lebih gila lagi, hehehe.
To be honest though, saya merasa tidak terlalu bersemangat untuk menyambut usia yang baru. I'll admit it, I just got my heart broken by someone, and I still thinking about it every single day. Its hard, but I know it gets better :) dan biarlah jatuh cinta serta patah hati di usia yang ke 18 ini menjadi sebuah pengalaman serta pelajaran untuk saya; bahwa sebenarnya, cinta itu ada kalau mau diperjuangkan. Tapi, agaknya saya capek berjuang sendiri. Karena pada dasarnya, I did not walk away, I did not give up on us. He did. He gave up on me, and I think thats the problem. Lo nggak bisa berjuang sendirian, bro!
Biarkanlah... sekuat tenaga kamu harus melepasnya, kalau kata Raisa.
Hahahaha. Malah curhat kan. Balik lagi aja ke main topic.
Yang pasti, 18 tahun buat saya adalah tahun yang gokil. Dan saya punya harapan bahwa 19 tahun akan jauh lebih gokil.
Yang saya inginkan saat ini hanyalah saya bisa benar-benar bersyukur akan apa yang saya punya, and to be COMPLETELY happy with it. Dan juga supaya saya bisa cepat move on (loh?). Banyak goals yang belum tercapai di usia saya yang ke-18. But whatsoever, it doesnt matter.
Terima kasih buat siapapun yang masih suka baca blog saya. Kaget karena yang baca nambah terus dan udah hampir 16ribu readers. Wahhhh, makasih udah baca, walaupun isinya curhatan semua, hahaha!
So thats my entry about the edge of 18. Today is my birthday eve, the last day of me being 18.
Ga akan jadi melankolis lah, but here's to another legal age!
KUDDOS!

Jumat, 08 Juli 2016

Tiga Hari di Bulan Juni

Tulisan ini adalah tulisan yang saya tulis tanggal 19 Juni 2016, dan baru disalin di blog ini hampir sebulan setelahnya. Saya tahu, banyak hal yang berubah sejak 19 Juni 2016. Banyak hal buruk yang terjadi setelah hari-hari baik mencoba menghampiri. Tapi, tulisan ini benar-benar luapan kebahagiaan saya pada tanggal 17 Juni sampai dengan 19 Juni 2016.
Bagi siapapun yang membaca, jangan tertawa, saat itu saya sedang jatuh cinta.


---

Minggu, 19 Juni 2016.


Mencintai kamu, buatku, adalah sebuah hal yang nggak pernah aku harapkan. Tanpa tanya, tanpa jawaban pula, seakan tergesa-gesa, aku mencintai kamu dengan luar biasa. Aku tahu persis, dan aku tahu pasti, selama 19 tahun terakhir, aku belum pernah tahu bahwa perasaan seperti ini bisa ada dan aku bisa merasakannya. Dan kamu, ya ampun, kamu, kamu sebelumnya sama sekali nggak pernah masuk daftar orang yang aku ingin cintai. But I just do. I am falling in love with you. With no reason, with no explanation and even preparation. Aku mencintai kamu—itu yang aku tahu, dan itu yang aku sadari hari ini. Hari dimana melepaskan kamu terasa begitu berat. Hari dimana our little getaway harus berakhir. Hari dimana aku menyadari bahwa dekapanmu lebih hangat dari perapian di bulan Desember. Hari dimana aku menyadari bahwa bersamamu, aku merasa berada di rumah.
Tiga hari bukan waktu yang lama. Setiap detik sejak kamu menginjakkan kaki di kota ini adalah detik yang selamanya akan aku syukuri. Kamu akhirnya berada disini, di Yogyakarta, di kota yang mereka bilang punya keromantisan di setiap jengkal sudutnya. Penantian dan harapan-harapanku akhirnya terwujudkan; kamu, manusia favoritku, berada disini, untuk bersama denganku. Ah, andai kamu tau betapa meluapnya perasaanku saat aku melihatmu turun dan mencariku. Aku hanya tersenyum, padahal rasanya ingin kupeluk kamu saat itu juga.
Berjalan menyusuri kota ini, menggenggam tanganmu di pusat perbelanjaan, dan menghabiskan seluruh akhir pekanku bersamamu selalu aku bayangkan sejak dulu. Dan sekarang, sekarang semuanya menjadi kenyataan. Kamu di sampingku, tanganmu menggenggam tanganku, dan kita berjalan pasti tanpa ada yang harus ditutupi.
It feels like a fairytale. 3 days spent with you was a fairytale. I didn’t even know that fairytale was real, but now I do. I created my fairytale with you.
Aku bahagia kamu ada disini, bersamaku, melihat bagaimana aku sebagai perspektif yang baru, masuk ke dalam kehidupanku, dan menjadi sepenuhnya milikku, walaupun hanya 3 hari.
Three days aren’t a long time. But I know for sure, those days were one of the best days of my life.
Thank you for being here. And sayang, I can’t wait to do it again.